Kalangan feminis menuding bahwa laki-laki melakukan diskriminasi dengan perempuan sepanjang sejarah muslim. Amina Wadud misalnya bahwa karena Al-qur'an turun dengan latar belakan partiarki, maka peanfsirannya sepenuhnya dilakukan oleh laki-laki sehingga tidak menutup kemungkinan hasilnya dipenaruhi oleh pengalaman dan kepentingan laki-laki sembari menampik kepentingan dan penterjemahan perempuan "menurut visi, perspektif,keinginan dan kepentingan laki-laki".(1) Wadud pun menulis buku Qur'an and woman : Rereading The Sacred textfrom a woman's perspective untuk membongkar model penafsiran "klasik" yang ia nilai menghasilkan tafsir yang bias gender dan menggantinya dengan metode tafsir yang baru dan ia beri nama "Hermenetika Tauhid". (2).
Sejaka masa Nabi Muhammad SAW kaum wanita telah memiliki kontribusi yang sangat besar terhadap penyebaran Ilmu. Ibnu Hajar Al-Asqolani dalam kitabnya Al-Ishabah Fi Tamyiz Ash-Sahabah yang isinya memuat Biografi 1543 Shahabiyah, diantara mereka ada Ahli Fiqih, Ilmu Hadist dan Ahli Sastra. Beberapa sahabat dan tabi'in banyak yang telah diajar oleh Shahabiah seperti Aisyah, Ummu Salamah, Maimunah, Ummu Habibah, Hafshah, Asma' binti Yazid binti Assakan dan sebagainya. Aisyah adalah seorang wanita ahli fiqih sampai Ibnu Hajar mengemukakan "seperempat dari hukum syar'i diambil darinya".(3)
Hisyam bin Urwah mengatakan "tidak pernah saya melihat seorangpun yang lebih mengetahui masalah fiqih, pengobatan dan sy'ir selain Aisyah".(4) diantara sahabat yang menjadi muridnya adalah Abu Bakar, Umar bin Khattab, Abdullah bin Umar, Abu Musa al-Asy'ari, Abdullah al-Abbas. sementara dari kalangan tabi'in yang telah menjadi muridnya diantaranya adalah Masruq bin al-Ajda', Sa'id bin Al-Muasayyib, Mujahid, Shafiyah binti Abu Ubaid dan sebagainya.(5)
Wanita yang sangat terkenal keilmuannya dan kewara'annya misalnya Fatimah binti Al-Husain bin Ali. dalam melakukan kondifikasi terhadap Sirah Nabawiyah Ibnu Ishaq dan Ibnu Hisyam banyah bersandarkan kepada riwayatnya. dari kalangan tabi'ut-tabi'in daiantaranya adalah Nafisah binti Al-Hasan bin Ali, ia sanat rajin menghadiri pengajian Imam Malik bin Annas di Madinah serta terkenal keilmuan dan keshalihannya. Setelah berpindah kemesir, ia membuka Majelis Ilmu yang dihadiri oleh para Ulama' terkenal pada zamannya, diantaranya adalah Imam As-Syafi'i yang sering mengunjungi dan bertukar fikiran dengannya dalam masalah fiqih dan ushuluddin. wanita lainnya yang memiliki kontribusi dalam membangun tradisi keilmuwan Islam adalah Zaenab binti Abbas al-Bahgdadiyah, ia seorang wanita yang ahli dalam melakukan kajian fiqih dan luas ilmunya yang sering menghadiri majelisnya Imam Ibnu Taymiyah.
Sementara itu, diwilayah Islam bagian barat, Fatimah al-Fihriyah Ummul Banin yang telah membangun Universitas Al-Qurawiyyin di Fez pada abad III H. Universitas ini menjadi Universitas Islam pertama di Dunia Islam, Bahkan diseluruh Dunia. Fatimah al-Fihriyah adalah seorang yang alim yang dihormati banyak orang.
Ahli Hadist wanita yang terkenal di Andalusia adalah Ummul Hasan binti Sulaiman.dia meriwayatkan hadist dari Baqi bin Mukhlid, baik dengan mendengarkan hadist darinya maupun membacakan hadist kepadanya. ketika menunaikan haji, dia bertemu dengan para ulama' Hijaz serta mendengarkan hadist dan fiqih dari mereka.
Dari uraian diatas, kita dapat menggambarkan betapa hebat dan kuat-nya kaum wanita dalam membentengi keilmuan Islam dalam peradaban islam. akan tetapi, tidak ada pertentangan diantara mereka kaum laki-laki dan perempuan (diskriminasi), terkhusus dalam Epistimologi Ilmu. ...Wassalam...
Referensi....
1. Asma Barlas, Cara Qur'an Membebaskan Perempuan, Serambi, Jakarta, 2005, Hal.47
2. Adian Husaini, Hermeneutika Feminis Satu Kajian Kritis, Al-Insan ; Jurnal Kajian Islam, 2006, N0.3 vol.2.
3. Fatkhul Bari, Juz ; 7, Hal. 132.
4. Usud Al-Ghabah (3/383).
5. Amal Qardasi, Peran Wanita dlm Periwayatan Hadist, Pustaka Azzam, Jakarta, hal. 61-63.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
RUKO KOMENT